PETALING JAYA (THE STAR/ASIA NEWS NETWORK) – Pakatan Harapan akan menentang sebarang usaha untuk mengganggu ucapan kerajaan semasa mesyuarat Parlimen pada 18 Mei, kata Presiden Parti Keadilan Rakyat Anwar Ibrahim.
Datuk Seri Anwar, yang juga pemimpin oposisi, mengatakan semua anggota parlemen, terlepas dari partainya, harus menghormati pidato pembukaan Raja.
Dia juga mengatakan pemerintah Perikatan Nasional (PN) seharusnya tidak menggunakan pandemi virus corona sebagai alasan untuk membatasi perdebatan dalam pertemuan 18 Mei karena langkah-langkah pencegahan telah diselesaikan oleh staf Parlemen.
“Selamat kepada staf Parlemen yang efisien. Tidak mudah untuk mengatur ulang (kursi). Jika sudah selesai, maka harus ada proses. Kami merasa proses harus terus berjalan,” katanya dalam rapat umum Facebook Live pada hari Kamis (14 Mei).
Anwar juga mengatakan langkah-langkah pemerintah dalam mengatasi kejatuhan ekonomi Covid-19 harus berpusat pada orang daripada berfokus pada bail out maskapai penerbangan, perusahaan besar dan konglomerat.
“Perusahaan-perusahaan ini memiliki miliaran, dan kami dapat memberikan ruang untuk hutang. Sebelum ini, mereka menghasilkan miliaran selama bertahun-tahun, dan hanya dengan defisit tiga bulan, mereka menginginkan bantuan pemerintah.
“Ini berbeda dengan orang-orang. Orang-orang harus diprioritaskan. Ini berbeda dengan perjuangan rakyat di tingkat bawah. Ini adalah prinsip yang tidak akan pernah kami kompromikan,” katanya.
Anwar juga membidik PN karena tidak mengizinkan perdebatan selama pertemuan satu hari 18 Mei.
Dia menuduh debat itu dianulir karena ada kemungkinan besar bahwa pemerintah PN tidak yakin akan dapat memperoleh mayoritas di Parlemen di tengah perdagangan kuda di belakang layar.